Avatar, salah satu film “sejuta umat”
yang saat ini sedang menjadi box office, membuat saya juga harus rela
mengantri di studio XXI di Plaza Semanggi kemarin sore. Awalnya saya
nggak begitu tertarik dengan film ini. Lanataran saya juga sebenarnya
bukan yang movie freak banget yang setiap ada keluaran film terbaru
pasti harus nonton. Malah saya pikir film Avatar yang kartun itu, yang
suka tayang di TV
. Ternyata Avatar yang ini beda.. *tepok jidat*.
Film yang dibintangi oleh Sam
Worthington, Zoe Saldana, Sigourney Weaver, Michelle Rodriguez, Stephen
Lang & Joel David Moore ini disutradarai oleh James Cameron. Pasti
masih ingat juga dengan film Titanic yang juga dibesut oleh James
Cameron 12 tahun yang lalu. Ngomong-ngomong tentang Sigourney Weaver,
kenapa dia selalu bermain dengan film-film bertemakan alien ya? Film
ini dibuat dengan spesial effect yang dahsyat, hidup & digarap
secara detail banget. Durasinya sendiri termasuk panjang, sekitar 2.5
jam. Jadi buat yang takut pulang kemaleman, mending pilih jam yang agak
siang atau sore kali ya
.
Film Avatar ini mengambil setting masa
depan, tepatnya di tahun 2154 di sebuah planet seukuran bumi yang
bernama Pandora. Manusia bumi “menjajah” planet ini untuk menambang
sumber daya alam mineral yang sangat mahal, disebut Unobtanium. Jake
Sully (Sam Worthington) adalah seorang mantan angkatan laut cacat yang
terpilih untuk berpartisipasi dalam program Avatar, program ini
memungkinkannya dia bisa berjalan kembali. Pandora, sebuah planet yang
mirip bumi yang didalamnya tumbuh hutan yang subur & indah, namun
berisi kehidupan yang masih primitif. Jangan membayangkan kehidupan
layaknya kehidupan di bumi dengan ukuran makhluk hidup yang normal
seperti manusia, hidup dengan oksigen, tampilan & ukuran flora
& fauna yang “wajar”, atau gunung yang sewajarnya menancap di
tanah. Ukuran mereka serba raksasa, baik flora, fauna, orang-orangnya,
gunung & tebingnyapun “terapung” di awang-awang. Jangan pula
mengira mereka yang akan disebut alien, justru manusialah yang disini
jadi alien. Iyalah kan manusia yang “numpang” mendarat & mengadakan
penelitian disana.
Suku yang tinggal di planet Pandora
bernama suku Na’vi, makhluk mirip manusia primitif Indian yang berkulit
biru. Mereka hidup alami layaknya manusia zaman dulu yang belum
tersentuh peradaban, kerjaannya berburu (masih menggunakan panah dan
pisau), berambut panjang dikepang, berekor dan setengah telanjang.
Mereka tinggal di bawah akar pohon raksasa & menyembah Eywa
(semacam dewa-dewa & roh suci).
Berhubung planet indah itu tidak ada
kandungan oksigen sehingga manusia tentu tidak bisa hidup dengan
semena-mena & meneliti seenak udel disana, maka dibentuklah Avatar,
sebutan untuk Na’vi buatan (hibrida) & tanpa nyawa yang
dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan manusia dengan menggabungkan DNA
Na’vi original dengan DNA manusia. Salah satu yang ditugaskan untuk
“mengisi nyawa” Avatar tersebut adalah Jack Sully. Tentu saja dengan
kendali dari ilmuwan manusia. Caranya bagaimana? Tinggal tidur
telentang di sebuah kapsul yang diatur dengan tombol-tombol yang bisa
menggabungkan otak avatar dengan manusianya.
Apakah setelah semua serba terukur
& terencana lalu semua berjalan dengan lancar? Tentu tidak. Butuh
banyak penyesuaian untuk bisa diterima menjadi seorang Na’vi, mengingat
Jack dkk kan Na’vi “jadi-jadian”. Bukan hanya menyesuaikan dengan
lingkungan alamnya yang serba raksasa tapi juga dengan kehidupan suku
asli yang ada disana. Pokoknya ribet. Setelah menjalani proses
kehidupan yang panjang, berganti-ganti & rumit
(manusia-avatar-manusia-avatar) akhirnya Jack bisa juga jatuh cinta
dengan anak kepala suku Na’vi yang tiap harinya mentraining dia menjadi
seorang Na’vi. Ternyata di planet Pandora mengenal juga istilah “witing
tresna jalaran saka kulina” , suka karena terbiasa..
. Kirain cuma manusia bumi aja
Klimaks cerita ini adalah ketika para
ilmuwan dengan memanfaatkan pengetahuan yang didapat melalui Avatar
Jake, mulai berencana menyerang daerah-daerah pertahanan para Na’vi
dengan teknologi canggih & kekuatan militer penuh. Disinilah
pergulatan batin terjadi dalam diri Jake. Dia yang awalnya hanya
ditugaskan untuk meneliti, masuk dalam kehidupan Na’vi akhirnya
menyadari adanya kedekatan emosional antara dirinya dengan mereka. Jake
ingin menyelamatkan planet Pandora tapi juga sekaligus misi kelompoknya
berhasil. Namun disini Jake tetap harus memilih. Tidak bisa
menggabungkan 2 misi sekaligus & berhasil dua-duanya. Melihat misi
kelompoknya yang nyata-nyata ingin mengambil keuntungan mineral di
planet ini dengan merusak habitat makhluk-makhluk yang tinggal
didalamnya memaksa Jake harus berbalik arah menyerang rasnya sendiri.
Jake tidak ingin planet tersebut beserta isinya luluh lantak karena
project ilmuwan manusia. Jake yang awalnya ditolak keberadaannya oleh
suku Na’vi lantaran ketahuan dia aslinya seorang manusia yang nyawanya
dipinjam dalam bentuk Na’vi hibrida akhirnya dipercaya menjadi pemimpin
suku tersebut untuk melawan serangan manusia bumi karena ternyata dia
bisa menaklukkan Toruk Machto (burung raksasa yang hanya bisa
ditaklukkan oleh 5 orang Na’vi saja).